Salam Jiwa Nirmala untuk warga semuanya.
Bagi kalian yang masih bekerja, entah itu saat WFH ataupun WFO, pernah ga sih merasa kayak kerjaan ini benar-benar melelahkan gitu? Atau mungkin pernah kehilangan semangat untuk mengerjakan berbagai tumpukan tugas yang ada di meja kerja?
Nah.. bisa jadi kalian sedang berada pada fase burn-out. Apakah itu?
Menurut International Classification of Diseases (ICD) edisi 11, burn-out sendiri adalah sebuah kumpulan gejala (sindrom) yang berasal dari stres kronis yang ada di tempat kerja yang belum ditangani dengan baik atau ekspektasi dan kenyataan karyawan di posisinya tidak berjalan sesuai yang dibayangkan. Kondisi ini ditandai oleh tiga hal berikut:
- Merasa kelelahan atau kekurangan energi
- Memisahkan diri dari lingkungan ataupun pekerjaan, dan merasa negatif terhadap pekerjaan tersebut
- Menurunnya produktivitas di tempat kerja
Untuk mengetahui apakah teman-teman sudah terkena burn-out adalah dengan melihat gejala yang ada dan berkaitan dengan tempat kerjaan, seperti misalnya:
- Merasa mudah marah saat mengerjakan tugas atau kerjaan
- Merasa terpaksa saat datang ke tempat kerja
- Merasa mudah tersinggung dengan rekan kerja
- Selalu kurang puas akan hasil kerjaan
- Kekurangan energi untuk menjadi produktif secara konsisten
- Susah konsentrasi
- Waktu tidur yang berubah
- Makan berlebih atau mengonsumsi alkohol atau obat terlarang untuk mengaaasi masalah
- Mengeluhkan gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, atau gejala lainnya secara tiba-tiba
Dari situ, mungkin teman-teman mulai berpikir bahwa mungkin kalian sudah terkena burn-out di tempat kerjaan, tetapi masih bingung apa yang menjadi penyebabnya. Sebuah artikel dari Mayo Clinic menjelaskan ada berbagai alasan kenapa seseorang bisa mengalami burn-out di tempat kerjaan, yaitu:
- Kurangnya kendali atas waktu, jadwal, ataupun beban kerja
- Ekspektasi kerjaan yang kurang jelas
- Suasana tempat kerja yang kurang nyaman
- Kegiatan yang sangat rumit dan melelahkan
- Kurangnya dukungan sosial
- Kurangnya work-life balance
Untuk menciptakan suasana kerja yang lebih baik, maka burn-out ini haruslah dicegah dan juga ditangani jika memang sudah terjadi. Karena jika dibiarkan lebih lanjut, maka akan menimbulkan beberapa gangguan fisik maupun jiwa, seperti: insomnia, depresi, kecemasan, diabetes, penyalahgunaan zat terlarang dan alkohol, hingga penyakit seperti diabetes atau hipertensi.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan dalam mengatasi burn-out di tempat kerja.
- Tata ulang kembali cara kerja kita
Terkadang, dalam kondisi tertentu, di kala kerjaan kita membuat kita merasa lelah, solusi yang simpel adalah keluar dan cari pekerjaan baru. Tapi, tidak selalu hal itu baik untuk kita. Sehingga, yang perlu dilakukan adalah untuk bernafas sejenak dan melihat kembali bagaimana kita bekerja dan manfaat positif yang dapat diterima dari pekerjaan tersebut.
Cara ini juga bisa diterapkan dengan meningkatkan hubungan pertemanan di tempat kerja untuk mengetahui makna yang ada dari pekerjaan tersebut.
- Atur prioritas kita
Selain itu, kita juga harus mengetahui apa saja prioritas kita saat ini, baik itu tentang harapan, mimpi, ataupun tujuan hidup kita sendiri. Tapi, tidak hanya tentang itu saja, kita juga harus paham batasan di pekerjaan, seperti bagaimana cara berkata “tidak” pada sebuah tugas yang berada di luar tugas pokok kita.
Salah satu hal yang penting dari sini juga adalah dengan memberikan waktu jeda untuk melihat komputer, hape, dan tentu saja.. Sosial media. Sama, satu lagi.. Tingkatkan sedikit kreativitas dan utamakan waktu istirahat
- Tingkatkan aktivitas fisik
Seperti yang sudah dijelaskan di postingan sebelumnya, aktivitas fisik / olahraga merupakan sebuah antidot yang mampu mencegah burn-out. Berolahraga selama 30 menit atau lebih setiap harinya dapat membantu untuk mengembalikan kembali kesehatan fisik dan juga kesehatan jiwa kita.
Untuk tahu informasi lanjutnya, berikut adalah artikel yang menjelaskan Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Jiwa
- Terapkan diet yang sehat
Seperti yang kita ketahui, you are what you eat. Banyak sekali fakta bahwa konsumsi makanan yang menyehatkan dapat berpengaruh juga kepada kesehatan jiwa kita. Ada beberapa hal yang bisa diterapkan untuk menicptakan diet yang sehat, seperti:
- Mengurangi konsumsi gula / makanan berlemak
- Meningkatkan makanan yang mengandung omega-3, seperti ikan salmon, rumput laut, dan lainnya.
- Hindari konsumsi alkohol dan rokok.
- Konsultasi ke orang yang dipercaya
Selain itu, utamakan juga untuk bercerita ke orang yang dipercaya. Kalau di kantor, bisa ceritakan kepada rekan kerja yang dekat atau langsung ke petinggi atau bisa melalui orang SDM atau juga HRD. Jika masih kurang nyaman, bisa ceritakan juga kepada teman ataupun sahabat dekat.
Tetapi, jika kurang nyaman dan butuh solusi yang lebih profesional, sebaiknya ceritakan juga kepada profesional yang bergerak di bidang kesehatan mental, baik itu psikolog ataupun psikiater. Untuk informasi lebih lanjut, bisa cari tahu juga tentang perbedaan antara psikolog dan psikiater di postingan di bawah ini.
Psikiater atau Psikolog? Pahami Bedanya!
Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala sendiri adalah Rumah Sakit yang bergerak khusus di bidang pelayanan kesehatan jiwa yang terletak di pusat kota Yogyakarta. Dengan bantuan dari psikiater dan psikolog yang sudah berpengalaman, teman-teman yang memiliki masalah pada kesehatan jiwa bisa membicarakan masalah kejiwaan yang ada.
Untuk informasi dan jadwal dokter beserta psikolog, bisa cek Jadwal Dokter
Dan jika berminat untuk melakukan pendaftaran online, bisa lakukan Pendaftaran Online
Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala
Pelayanan Jiwa Prima Membangun Kesehatan Jiwa Masyarakat
Jl. Jayaningprangan No. 13, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta
Telp. 0274 515255 / WA. 0815 2461 7175
IG : @rsk.purinirmala / Twitter : @rsk_purinirmala
Sumber artikel:
- Helpguide 2020, Burnout prevention and treatment, Helpguide, https://www.helpguide.org/articles/stress/burnout-prevention-and-recovery.htm, diakses 12 Agustus 2021
- Mayo Clinic Staff 2021, Job burnout: how to spot it and take action, Mayo Clinic, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/burnout/art-20046642, diakses 12 Agustus 2021
- World Health Organization 2019, Burn-out an “occupational phenomenon”: International Classification of Diseases, World Health Organization, https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-diseases, diakses 12 Agustus 2021
Ditulis oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala