Oleh : dr. Andyazgo MS Isnandi
Pada tanggal 17 September, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Tema yang diusung tahun 2024 ini adalah “Improving diagnosis for patient safety” dengan slogan “Get it right, make it safe!”. Diagnosis berperan dalam mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien, sehingga menjadi langkah penting untuk menentukan pengobatan yang diperlukan.
Keselamatan pasien merupakan komponen krusial dalam layanan kesehatan modern. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan-badan kesehatan nasional telah menekankan pentingnya sasaran keselamatan pasien sebagai bagian integral dari sistem layanan kesehatan. Menurut Journal of Patient Safety, sekitar 10% pasien di rumah sakit mengalami insiden keselamatan yang dapat dicegah, seperti kesalahan pengobatan dan infeksi terkait perawatan kesehatan (Makary & Daniel, 2016). Untuk itu, institusi kesehatan wajib memiliki strategi yang berfokus pada pencegahan insiden tersebut.
Berdasarkan standar internasional, ada enam sasaran keselamatan pasien yang telah diidentifikasi oleh Joint Commission International (JCI) dan WHO, yaitu:
- Identifikasi pasien secara benar – Kesalahan identifikasi pasien berpotensi menyebabkan kesalahan pengobatan dan prosedur medis. Solusi yang diterapkan adalah penggunaan gelang identitas dengan barcode unik.
- Peningkatan komunikasi yang efektif – Komunikasi antar tenaga medis harus jelas dan tepat waktu. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah Situation-Background-Assessment-Recommendation (SBAR).
- Peningkatan keamanan penggunaan obat – Penggunaan label yang jelas pada obat, terutama obat yang memiliki kemiripan nama atau penampilan, dapat mengurangi risiko kesalahan.
- Pengurangan risiko infeksi terkait perawatan kesehatan – Protokol kebersihan tangan dan sterilisasi alat medis merupakan langkah utama dalam menurunkan infeksi nosokomial.
- Pengelolaan risiko cedera pasien akibat jatuh – Identifikasi pasien yang berisiko jatuh, serta penerapan lingkungan yang aman, akan membantu mengurangi insiden ini.
- Pencegahan kesalahan pada prosedur bedah – Tanda identifikasi tempat operasi sebelum bedah dan penerapan time-out sebelum operasi merupakan metode pencegahan yang efektif.
Implementasi dan Tantangan
Penelitian oleh de Vries et al. (2010) menunjukkan bahwa penerapan checklist keselamatan bedah, seperti yang direkomendasikan oleh WHO, dapat mengurangi komplikasi bedah hingga 36%. Namun, tantangan utama dalam implementasi sasaran keselamatan pasien adalah keterbatasan sumber daya dan kesadaran tenaga kesehatan. Studi menunjukkan bahwa program pelatihan berkelanjutan dan budaya keselamatan yang kuat di rumah sakit berperan penting dalam mengurangi insiden keselamatan. Komunikasi antara petugas kesehatan atau antara petugas dan pasien, tingginya beban kerja, serta kurangnya kerja sama yang efektif dalam tim dapat menjadi faktor sistemik yang dapat meningkatkan risiko kesalahan penegakkan diagnosis. Selain itu, faktor kognitif seperti pengalaman klinis dan pelatihan juga menjadi tantangan dalam penegakkan diagnosis yang tepat.
Kesimpulan
Perlunya pendekatan yang menyeluruh guna memperkuat sistem, merancang prosedur diagnostik yang aman, mendukung tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan yang akurat, serta melibatkan pasien yang aktif dalam setiap tahap proses diagnostik. Keselamatan pasien bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan kolaborasi antar tenaga kesehatan dan manajemen rumah sakit. Implementasi sasaran keselamatan pasien yang tepat dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Penelitian terus menunjukkan bahwa program keselamatan pasien yang komprehensif memberikan dampak positif terhadap hasil klinis dan kepuasan pasien.
Referensi
- de Vries, E. N., et al. (2010). Effect of a comprehensive surgical safety system on patient outcomes. New England Journal of Medicine, 363(20), 1928-1937.
- Makary, M. A., & Daniel, M. (2016). Medical error—the third leading cause of death in the US. BMJ, 353, i2139.
- World Patient Safety Day, 17 September 2024: “Improving diagnosis for patient safety”, WHO, 2024