Oleh : dr. Farhandika Mursyid
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
Setiap tanggal 14 November, dunia kesehatan kembali memperingati sebuah hari spesial yang bertajuk “Hari Diabetes Sedunia”. Sebuah hari yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran melalui forum promosi dan edukasi tentang bahaya diabetes di dunia. Tentu saja ini adalah hari yang penting, karena International Diabetes Federation (IDF) mencatatkan bahwa sekitar 483 juta orang dewasa di seluruh dunia mengalami diabetes pada tahun 2019, hal ini serupa dengan 1 dari 11 orang dewasa di bumi ini. Dan juga, 1 dari 2 pasien yang mengalami diabetes sampai sekarang tidak terdiagnosis secara resmi.
Sejatinya, ada dua jenis diabetes yang diketahui, yaitu diabetes insipidus dan diabetes mellitus. Diabetes insipidus sendiri adalah sebuah kondisi yang cukup langka, dengan gejala yaitu selalu merasa haus dan juga punya riwayat sering mengeluhkan buang air kecil dalam jumlah banyak, dengan volume paling parah mencapai 20 liter sehari. Sedangkan, diabetes melitus sendiri adalah sebuah penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Dua penyakit tersebut tidak memiliki hubungan yang berarti. Namun, penyakit diabetes yang selama ini sering menjadi bahasan masyarakat adalah penyakit diabetes melitus, karena kejadian yang sangat sering terjadi.
Diabetes melitus (DM), yang kita sering sebut sebagai kencing manis, merupakan suatu gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah akibat kejadian pada:
- Kerja insulin (resistensi insulin) di hati, otot, dan lemak.
- Sekresi (pengeluaran) insulin oleh pankreas
- Dua hal tersebut secara bersamaan
Ada 2 jenis penyakit DM yang sering ditemukan, yaitu:
- DM tipe 1 yang terjadi karena fungsi organ pankreas yang tidak mampu menghasilkan insulin. Tipe ini seringnya terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun (sering kepada anak-anak dan remaja)
- DM tipe 2, yang terjadi karena masalah jumlah insulin yang kurang. Tipe ini biasanya terjadi pada orang dewasa berusia lebih dari 30 tahun, atau yang sering ditemukan pada orang-orang tua.
- DM jenis lainnya, seperti DM gestational (pada orang hamil), atau DM karena konsumsi obat-obatan.
DIAGNOSIS DIABETES MELITUS
Untuk mengetahui apakah kita terkena DM itu, dapat dilakukan melalui pengamatan gejala beserta pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan kadar glukosa darah.
Gejala yang sering ditemukan pada penderita DM meliputi keluhan khas DM dan keluhan tidak khas DM. Keluhan khas DM sendiri meliputi poliuria (produksi urin berlebihan), polidipsia (rasa haus terus-menerus), polifagia (rasa lapar terus-menerus), dan juga penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, sedangkan untuk keluhan tidak khas DM sendiri terdiri atas badan terasa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva (kemerahan pada bagian kelamin) pada wanita.
Ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan orang tersebut terkena gejala DM, khususnya pada DM tipe 2, yaitu:
- Usia > 45 tahun
- Indeks Massa Tubuh (IMT) > 23 kg/m2
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
- Riwayat DM di keluarga, atau riwayat DM pada kehamilan
- Riwayat mengalami keguguran berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram
- Riwayat mengalami gangguan jantung koroner, tuberkulosis, dan hipertiroidisme
- Kadar kolesterol HDL < 35 mg/dl, dan/atau trigliserida > 250 mg/dL.
Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah sendiri, ada beberapa kriteria diagnostik yang dapat diterapkan untuk menentukan bahwa seorang tersebut sudah menderita diabetes, yaitu:
- Kadar Glukosa Darah Sewaktu > 200 mg/dL
- Kadar Glukosa Darah Puasa > 126 mg/dL
- Kadar Glukosa Darah 2 jam setelah makan > 200 mg/dL
PENCEGAHAN DIABETES MELITUS
Untuk mengatasi terjadinya penyakit Diabetes Melitus, ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan, seperti berikut:
- Periksakan kesehatan secara teratur.
Banyak yang mengabaikan gejala dari Diabetes tipe 2, khususnya pada gejala tidak khas, karena merasa badannya masih baik-baik saja. Diabetes sendiri harus dapat didiagnosis secepat mungkin, karena jika tidak, maka, ada kemungkinan muncul beberapa komplikasi, seperti gangguan pada mata, ginjal, hingga jantung. Tes atau skrining untuk menentukan penyakit Diabetes dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, seperti Puskesmas atau Rumah Sakit.
- Lakukan pengobatan secara intensif.
Tujuan dari pengobatan sendiri adalah untuk membuat gula darah mendekati normal ataupun menjadi normal. Pengobatan intensif ini juga harus dibarengi dengan beberapa tindakan lainnya, seperti pemilihan makanan dan aktivitas fisik. Obat diabetes sendiri hanya dapat dilakukan berdasarkan anjuran dari dokter. Obat-obatan ini sendiri terseida dalam bentuk obat oral berupa tablet ataupun obat dalam bentuk suntikan. Obat suntikan ini biasanya berupa obat insulin yang ditujukan untuk Diabetes tipe 1, sedangkan untuk tipe 2, kebanyakan masih menggunakan obat oral.
- Tingkatkan aktivitas fisik
Untuk membantu menurunkan kadar gula darah, maka penderita dianjurkan untuk bergerak lebih aktif. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering beraktivitas fisik memiliki risiko lebih kecil (30-50%) dibandingkan orang yang jarang ataupun tidak pernah. Aktivitas fisik yang dapat direkomendasikan adalah aktivitas yang bersifat aerobik, seperti lari, jalan kaki, atau bersepeda, dengan waktu alokasi sekitar 150 menit setiap minggu.
- Perbaiki kualitas makanan.
Penderita diabetes ataupun orang yang ingin mengurangi gejala diabetes diharuskan memiliki diet yang tertentu. Untuk menentukan diet yang baik, dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi terdekat atau klinisi lainnya. Biasanya, yang dianjurkan adalah untuk mengurangi konsumsi gula, minyak, dan makanan berlemak lainnya. Dan juga, diingatkan untuk selalu memasukkan buah dalam menu makanan harian.
Layanan konsultasi terkait diabetes dan juga komplikasi yang mungkin terjadi sebaiknya dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, bisa di Puskesmas, Klinik Praktik Dokter, ataupun ke Rumah Sakit. Hindari layanan konsultasi yang tidak jelas sumbernya ataupun informasi yang belum dapat dipercaya. Karena, jika tidak diobati secara rutin dan cepat, maka komplikasi yang terjadi akan semakin berbahaya, hingga dapat menimbulkan kematian.
Salam Jiwa Nirmala!
Hubungi rumah sakit terdekat bila anda memerlukan bantuan medis. Atau silakan hubungi kami bila anda memerlukan bantuan. Anda juga bisa menyesuikan dengan jadwal dokter anda.
RUMAH SAKIT KHUSUS PURI NIRMALA
JL. Jayaningprangan No. 13 Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta
Telp. (0274) 515255
Ulasan yg sangat bermanfaat. Saat ini pola hidup yang tidak sehat membuat manusia rentan terhadap penyakit ini.