Mengenal Gangguan Bipolar

apa itu gangguan bipolar
credit image: myamericannurse.com

Sobat Jiwa Nirmala tentu saja pernah ingat akan kata “life is never flat”? Ya, hidup itu memang intinya tidak pernah datar sama sekali. Begitu juga dengan apa yang dirasakan, terkadang ada satu hari dimana kita merasa penuh semangat, ada satu hari juga dimana kita tidak ingin melakukan aktivitas apapun, entah itu karena kurang motivasi atau gimana. Istilah yang paling sering didengungkan yaitu seperti adanya mood swing atau apapun.

Sebenarnya, kondisi mood swing alias perubahan emosi ini adalah hal yang lumrah bagi setiap manusia. Namun, jika kondisi ini berlanjut hingga sering terjadi, dan cenderung drastis kejadiannya, hingga dapat mengganggu aktivitasnya, maka, kondisi tersebut bisa mengarahkan kepada gangguan mental, salah satu contohnya adalah gangguan bipolar.

Apa itu Gangguan Bipolar?

Gangguan Bipolar sendiri adalah sebuah gangguan mental yang terjadi karena adanya perubahan yang ekstrim pada mood kita. Mood sendiri lebih kepada perasaan atau emosi yang disampaikan oleh kita atau dirasakan oleh kita. Nah, perubahan ini bisa dibilang ekstrim hingga dapat mengganggu cara kita berpikir, bekerja, hingga berperilaku di masyarakat. Orang-orang dengan gangguan seperti ini bisa mengalami satu periode saat mereka merasa sangat bahagia dan bersemangat, namun ada satu periode saat mereka merasa sedih hingga tidak punya harapan apapun.

Gangguan seperti ini dapat terjadi secara umum pada laki-laki dan perempuan dalam proporsi yang sama. Selain itu, gangguan ini juga dapat dialami pada anak-anak, namun untuk anak-anak sendiri, diagnosis terkesan lebih susah karena bisa saja mengarah kepada gangguan yang lain, seperti contohnya ADHD. Meskipun itu, penyebab dari gangguan bipolar ini masih dalam penelitian lebih lanjut, namun diduga ada hubungan dari genetik, karena studi menunjukkan bahwa seseorang punya risiko lebih besar mengalami gangguan bipolar jika orang tua atau saudaranya terdiagnosis gangguan bipolar.

Tanda dan Gejala Gangguan Bipolar

Berbicara tentang gangguan bipolar, tentu saja kita berbicara tentang gejala khasnya, yaitu adanya dua “kutub” alias “polar” dari mood yang cenderung berlawanan dan menjadi fase, yaitu fase “mania” dan fase “depresi”.

Fase “mania” ini bisa dibilang sebagai fase dimana mood kita sedang naik-naiknya. Fase dimana kita tiba-tiba jadi sangat bersemangat. Tanda-tanda yang menunjukkan fase “mania” sendiri meliputi:

  • Rasa bahagia yang berlebihan.
  • Perubahan tiba-tiba dari rasa bahagia jadi rasa yang marah atau mudah tersinggung
  • Selalu terlihat gelisah
  • Bicara menjadi cepat dan konsentrasi buruk
  • Peningkatan energi dan kurangnya kebutuhan untuk tidur
  • Dorongan seksual meningkat tidak seperti biasanya
  • Membuat rencana yang besar dan tidak realistis
  • Menyalahgunakan obat-obatan atau zat terlarang
  • Kurang merasa lapar
  • Merasa lebih percaya diri
  • Mudah sekali terganggu

Pada fase mania sendiri, sering ditemukan gejala yang mengarah ke gejala psikotik, seperti ditemukan adanya waham dan halusinasi.

Sedangkan itu, ada juga fase “depresi”, yaitu fase dimana kita merasa sering sedih dan kehilangan harapan akan apapun. Gejala dari fase tersebut, meliputi:

  • Merasa sedih berkepanjangan
  • Kehilangan energi
  • Merasa tidak berharga dan tidak punya harapan
  • Tidak senang melakukan aktivitas ataupun hobi
  • Susah dalam konsentrasi dan fokus
  • Mudah lupa
  • Berbicara secara pelan
  • Menangis tanpa henti
  • Susah dalam mengambil keputusan
  • Dorongan seksual yang menurun
  • Gangguan pada waktu tidur (bisa waktunya lebih ataupun kurang)
  • Memiliki pikiran hingga sudah pernah melakukan aksi bunuh diri

Jenis Gangguan Bipolar

Ada beberapa jenis dari gangguan bipolar, yaitu:

  1. Gangguan Bipolar Tipe 1, dimana orang-orang mengalami satu atau lebih episode dari fase mania. Untuk terdiagnosis tipe ini, durasi episode mania tersebut harus kira-kira minimal selama 7 hari atau hingga orang tersebut membutuhkan tindakan rawat inap.
  2. Gangguan Bipolar Tipe 2, dimana orang-orang mengalami perubahan / shifting episode dari fase depresi ke fase hipomania. Fase hipomania sendiri adalah fase dimana dia tidak mengalami gejala psikotik dan masih dapat bekerja dengan baik di situasi sosial.
  3. Gangguan Siklotimik, atau Siklotimia, dimana orang tersebut mengalami perubahan episode mood secara kronis dari episode hipomania hingga episode depresi ringan. Perubahan ini terjadi selama setidaknya 2 tahun. Penderita gangguan ini bisa mengalami kondisi mood yang normal, namun kondisi tersebut berjalan selama kurang dari 8 minggu.

Pengobatan Gangguan Bipolar

Gangguan Bipolar sendiri dapat terjadi pada siapapun, tanpa memandang usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, hingga status sosial. Sehingga, jika ditemukan ada orang sekitar dengan gejala yang mengarah kepada gangguan bipolar, maka jadilah teman yang baik untuk orang-orang seperti itu. Salah satunya adalah dengan mengarahkan mereka ke beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan, seperti berikut:

  1. Obat-obatan, alias terapi farmakologi. Obat-obatan yang dapat diberikan pada gangguan bipolar, meliputi:
    1. Mood stabilizer. Jenis obat ini adalah pilihan utama dalam gangguan bipolar karena menstabilkan kondisi mood, seperti lithium, valproate (Depakote), lamotrigine, carbamazepine
    2. Antipsikotik. Jenis obat ini diberikan jika sudah ditemukan ada gejala yang mengarah ke arah psikotik (waham dan halusinasi), seperti olanzapine, quetiapine, haloperidol.
    3. Antidepressan
    4. Antiansietas, seperti benzodiazepine
  2. Psikoterapi, alias terapi dengan bicara ke professional kesehatan mental, seperti psikolog, dokter umum, atau psikiater.
    1. Interpersonal and social rhythm therapy, yaitu terapi dengan memunculkan ide bahwa kegiatan sehari-hari, dari tidur hingga makan, dapat membuat mood menjadi stabil.
    2. Cognitive Behavioral therapy (terapi kognitif perilaku), yaitu terapi untuk mengganti kebiasaan buruk dan tindakan buruk dengan alternatif yang lebih baik.
    3. Psikoedukasi kepada keluarga tentang gangguan bipolar.
  3. Perubahan gaya hidup, seperti:
    1. Melakukan latihan dan aktivitas fisik yang rutin
    2. Mempertahankan jadwal untuk makan dan tidur
    3. Belajar memperkenalkan kondisi mood swing
    4. Meminta dukungan dari teman ataupun keluarga
    5. Belajar melatih stress
    6. Mencari aktivitas atau hobi yang baru
    7. Hindari minum alkohol atau obat terlarang

Untuk memulihkan diri dari gangguan bipolar sendiri, sangat disarankan untuk tidak melakukan diagnosis terhadap diri sendiri dengan mengandalkan informasi dari media online, perlu juga untuk berkonsultasi kepada professional di bidang kesehatan jiwa, seperti dokter umum, psikolog, ataupun psikiater.

Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala merupakan Rumah Sakit yang terletak di pusat Kota Yogyakarta dan memiliki fokus dalam meningkatkan kesehatan jiwa secara prima. Kami memiliki tenaga kesehatan yang kompeten dan berniat dalam bergerak di bidang kesehatan jiwa. Kami melayani pemeriksaan dan juga konsultasi jika ada keluhan. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan periksa jadwal praktik dokter, psikiater, dan juga psikolog kami.

Oleh : dr. Farhandika Mursyid

Dokter Umum Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

5 thoughts on “Mengenal Gangguan Bipolar

  1. Saya seorang anxietas yg mempunyai traumatis masa kecil usa 1 th “jatuh dari kursi dan terkena pada kepala bagian belakang” . Waktu smp umur 15 tahun baru ketahuan mood swing, kadang sedih kadang marah kadang seneng tapi sering cemas, akhirnya dibawalah ke psikolog dan di diagnosa anxietas disorder + DID (keprinadian ganda) dan gangguan tidur ketika saya nusuk temen smp saya dengan pensil dan menurut saya itu lucu. Terkadang muncul saya yg menjadi baik, saya yg perokok, saya yg tidak doyan rokok, sy yg psikopat (cenderung self enjury) buat menahannya *tetapi marah tanpa sebabnya tidak bisa ditahan. Akhirnya sama dokter di berikan resep alprazolam *xanax* dari 0,25 sampe paling tinggi 8mg perhari, clonazepam *riklona* 0.5 mg sampai paling tinggi 10mg, trihexi *trihex cetit* tp sekarang ke arkine 2mg* dari 0.5 mg sampai paling tinggi 10mg sehari , Amitriptyline HCl 25mg sampai 50 mg, prohiper 5mg sampai teritinggi 10mg.
    Dan itu berlangsung sampai lulus sma . Kemudian pindah ke jogja untuk kuliah dan saya tidak mendapatkan dokter dan resep yg sama yg sudah menjadi addict ke tubuh saya, setelah saya cek psikolog dan psikater ternyata psikosomatik “kompleks” karna sudah menyerang di gred yg akhirnya di sarankan ke dr praktek untuk mendapatkan resep “riklona + arkine, dan di puri nirmala dg dr.krisman untuk mendapat *alprazolam* dan di rs harjolukito dengan dr.wahyudi untuk mendapatkan *prohoper dan alprazolam*
    Mohon pencerahan, skrg sy sudah bekerja *pelayanan kependidikan* dan sudah addict to that drugs.
    Solusi nya cuma itu satu-satunya, karna di jogja tidak ada dokter yg bisa melayani selayaknya awal saya kena benzo, dan akhirnya skrg terpaksa dosis dipaksa turun karna memang kebijakan dr RS atau dr dokter praktek yg cuma bisa mengeluarkan sesuai anjuran rs atau dokter praktek. Jd hampir rs saya priksa untuk kebutuhan obat saya karna saya pernah mengalami widrowl yg mengerikan.
    Terakhir dan sampai skrg saya konsumpi *alprazolam 2mg perhari seringnya sampai 8mg perhari, arkine 2mg seringnya 6mg perhari, riklona 2mg perhari seringnya 8mg perhari. Dan sudah addict, pernah terapi di puri nirmala dengan salah satu dokter yg memperi saya obat depresi dan alprazolam + riklona dengan dosis yg kecil dan saya kembali ke rs karna widrowl.
    Mohon solusi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *