Cara-Cara Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out)

Cara-Cara Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out)

Akhir-akhir ini, sosial media lagi diributkan soal metode investasi kripto atau NFT yang katanya menghasilkan banyak untung. Cerita-cerita ini pun turut membuat banyak orang berbondong-bondong untuk mencobanya, mulai dari remaja, hingga ibu-ibu PKK. Padahal, banyak sekali yang menyarankan akan bahaya metode seperti ini. Selain itu, secara tidak disadari, itu mungkin saja mengarah kepada gejala FOMO alias Fear Of Missing Out.

Apakah itu?

Seperti namanya, FOMO atau Fear Of Missing Out adalah suatu kondisi di mana seseorang sering khawatir berlebihan untuk tertinggal kabar atau tren terkini. Awalnya, orang dengan gejala FOMO ini akan merasa gelisah jika dia tidak diundang dalam pertemuan ataupun pesta padahal temannya diundang semua. Ada muncul perasaan bahwa dia terkucilkan ataupun tertinggal. Namun, definisi tersebut mulai berubah setelah munculnya media sosial, seperti Instagram atau Facebook.

Seperti yang diketahui, media sosial sendiri saat ini banyak dipenuhi oleh ajang pamer kemampuan, eksistensi, ataupun gaya hidup. Mereka seolah menunjukkan bahwa hidupnya sempurna dan bahagia, padahal tidak demikian adanya. Nah, orang dengan FOMO ini akan merasa tertinggal dan punya derajat lebih rendah dibandingkan orang lain yang mereka lihat di sosial media. Mereka nantinya akan melihat gadget itu dengan perasaan tidak berguna dan merasa hidupnya tidak semenarik apa yang mereka lihat di media sosial.

Sehingga, orang dengan FOMO sendiri cenderung menggunakan media sosial lebih sering lagi sehingga munculnya ketergantungan terhadap penggunaan gadget. Selain itu, ada juga beberapa dampak negatif yang terjadi akibat FOMO, seperti:

  1. Menimbulkan perasaan atau citra diri yang negatif
  2. Meningkatkan risiko terjadinya masalah psikologis, seperti cemas dan depresi.
  3. Menurunkan rasa percaya diri
  4. Menganggu produktivitas kerja.

Bagaimana cara mengatasinya?

Jika teman-teman sudah merasa mengalami hal yang disebut FOMO tersebut, tidak perlu untuk khawatir berlebihan juga. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Mengubah Fokus ke Depan

Orang FOMO biasanya banyak fokus kepada hal yang dirasa kurang, namun yang sebaiknya dilakukan adalah melihat apa yang sudah kita punya. Untuk hal itu, dapat dilakukan dengan cara menyaring orang-orang di sosial media.

Misalnya, dengan unfollow orang-orang yang sering pamer atau yang postingannya tidak memberikan kesan positif serta menambahkan akun-akun yang membawa manfaat seperti akun informasi, akun motivasi, atau akun hobi kita. Hal itu juga berguna nantinya untuk kita bisa memproses informasi dengan jernihnya terkait tren atau pertemuan tertentu, ketimbang harus terlalu takut atau ikut-ikutan.

2. Mencatat Jurnal

Sudah hal yang rutin bagi kita untuk mengunduh apapun di sosial media, baik itu hal yang menarik ataupun sekadar karya tulis dan hasil renungan. Orang dengan gejala FOMO mungkin akan merasa khawatir terhadap jumlah orang yang memberikan apresiasi di sosial media (jumlah like ataupun komentar).

Namun, untuk ke depan, bisa saja menaruh cerita-cerita tersebut ke dalam jurnal khusus, bisa itu kertas ataupun file online. Sehingga, daripada menunggu apresiasi dari orang lain, ktia bisa fokus untuk mengapresiasi sendiri apa yang telah kita alami atau lakukan selama ini.

3. Mencari Hubungan yang Lebih Sehat

Saat ini, sosial media memang bermanfaat untuk menambah relasi atau juga engagement. Namun, saat ini, beberapa orang hanya fokus untuk menambah teman di sosial media, namun tidak melakukan pertemuan tatap muka dengan teman-teman yang kita kenal dulunya.

Teman-teman bisa mencoba untuk membuat rencana hangout bersama teman dekat, merencanakan untuk berwisata sebentar atau mungkin melakukan aktivitas sosial ke luar rumah untuk menambah pertemanan. Sehingga, ini dapat mengurangi perasaan bahwa kita telah dikucilkan ataupun dibiarkan.

4. Tingkatkan Bersyukur dan Mencintai Diri Sendiri

Sekali lagi, ketika kita fokus akan kekurangan kita, tentu akan terasa mudah untuk iri kepada orang lain. Apalagi di kala melihat ada orang yang berhasil kaya karena tren terkini. Sehingga,fokus untuk mencintai dirimu sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

Hal ini bisa diterapkan dengan melakukan me time, membantu orang lain atau melakukan aktivitas yang kita sukai.

Seperti yang kita ketahui, apa yang selama ini diunggah di media sosial tidaklah sesuai dengan apa yang dialami di dunia nyata. Banyak hal di belakang layar yang kita belum bisa tahu. Sehingga, perlu bagi kita untuk mengurangi rasa cemas akibat FOMO tersebut. Jika rasa cemas tersebut masih belum hilang bahkan dirasa sudah menganggu kehidupanmu atau juga hubungan dengan orang lain karena hanya terfokus dengan ponsel, sangat disarankan untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog.

Dibuat oleh : dr. Farhandika Mursyid

Dokter Umum Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala adalah sebuah Rumah Sakit yang khusus dalam melayani gangguan kejiwaan. Terletak di pusat Kota Yogyakarta, Rumah Sakit ini dapat diakses dengan mudah bagi yang ingin berkonsultasi jika adanya masalah kejiwaan. Dilengkapi dengan adanya psikiater dan psikolog yang berkompeten, kami bersiap memulihkan kondisi kejiwaan teman-teman semua.

Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala.

Pelayanan Jiwa Prima Membangun Kesehatan Jiwa Masyarakat.

Referensi

  1. https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-fomo-4174664#:~:text=What%20Is%20FOMO%3F,sites%20like%20Instagram%20and%20Facebook.
  2. https://time.com/4358140/overcome-fomo/
  3. https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/fomo-adalah-ketinggalan-berita/
  4. https://www.alodokter.com/mengenal-fomo-dan-dampak-negatifnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *