Oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dunia kesehatan kembali memperingati sebuah hari penting pada setiap tanggal 1 Desember, yaitu Hari AIDS Sedunia. Hari tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dari penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan oleh virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Hari kesehatan ini terasa penting untuk kita sebagai warga negara Indonesia mengingat Indonesia sendiri menempati peringkat ke-5 paling berisiko mengalami gejala AIDS. Selain itu, dalam 5 tahun terakhir, terjadi peningkatan kasus penderita HIV dan juga AIDS, sesuai yang ada di dalam grafik di bawah ini.
Peningkatan kasus AIDS tersebut tentu saja semakin dibarengi dengan stigma yang ada soal penyakit AIDS sendiri, baik itu dari gejala, metode penularan, hingga faktor risiko penyebab. Untuk mengurangi stigma yang ada terkait HIV dan AIDS sendiri, maka diperlukan berbagai edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait HIV dan AIDS. Salah satunya adalah dengan mengetahui dari artikel yang ada di website ini.
PENGERTIAN DAN CARA PENULARAN
Seperti yang sudah dijelaskan, HIV sendiri merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, Virus ini adalah penyebab dari terjadinya AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), sebuah kumpulan penyakit pada manusia yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. HIV sendiri dapat ditemukan di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Sehingga, seseorang dapat mengalami penularan HIV/AIDS jika sudah terpapar tiga jenis cairan tersebut, yaitu melalui:
- Hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa menggunakan pengaman.
- Transfusi darah, penggunaan narkoba suntikan secara bersama-sama ataupun tindakan medis dengan alat tusuk atau iris yang mengenai pasien terinfeksi HIV.
- Dari Ibu ke janin atau bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Penularan infeksi HIV sendiri tidak dapat terjadi melalui kegiatan sosial seperti berpelukan, bersentuhan, tinggal serupa, atau menggunakan alat makan bersama.
TAHAPAN GEJALA INFEKSI HIV
Jika seseorang sudah terpapar cairan dari penderita HIV, maka dia belum menunjukkan gejala terlebih dahulu yang mengarah kepada AIDS. Ada beberapa tahap yang dilewati dari paparan HIV hingga menjadi AIDS, meliputi:
- Periode Jendela
Pada periode ini, HIV sudah masuk ke tubuh, namun, tidak terlacak melalui Tes HIV. Periode jendela (window period) ini berkisar di antara 2 minggu sampai 3 bulan.
- HIV Positif Tanpa Gejala
Pada periode ini, HIV sudah berkembang biak di dalam tubuh. Meskipun itu, belum ada tanda ataupun gejala khusus, namun, Tes HIV sudah dapat mendeteksi keberadaan HIV ini. Periode ini berkisar di antara 5 – 10 tahun tergantung daya tahan tubuh.
- HIV Positif Dengan Gejala
Pada periode ini, HIV sudah mulai menyerang sistem kekebalan tubuh. Sehingga, mulai muncul gejala penyakit, seperti diare terus menerus tanpa sebab, demam berkepanjangan, selera makan hilang, berat badan menurun drastis, hingga batuk kronis. Umumnya, gejala ini berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuh.
- AIDS
Kondisi ini ditandai dengan kondisi sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Sehingga, ditemukan beberapa penyakit lain, seperti infeksi oportunistik HIV yang semakin parah, seperti infeksi paru (pneumocystis), penyakit Tuberkulosis (TB), dan lainnya.
DETEKSI DINI
Untuk mengetahui apakah kita sudah terinfeksi HIV atau belum, maka perlu dilakukan sebuah pemeriksaan laboratorium khusus, berupa tes darah HIV. Hal ini dikarenakan penderita HIV awalnya tidak memiliki gejala apapun dan terlihat sangat sehat. Upaya deteksi dini untuk mengetahui status HIV seseorang adalah dengan menerapkan konseling dan tes HIV sukarela yang kerap disebut sebagai Voluntary Counseling and Testing (VCT), yang meluputi pemeriksaan darah dan konseling lanjutan jika terdiagnosis ataupun tidak.
Pelaksanaan VCT sendiri sudah dilakukan dengan menerapkan prinsip tertentu, seperti persetujuan klien, kerahasiaan, tidak ada diskriminasi, dan jaminan terhadap mutu.
PENCEGAHAN
Pencegahan dari Infeksi HIV sendiri dapat didasarkan melalui bagaimana perilaku masyarakat sendiri. Ada 5 prinsip yang perlu diterapkan untuk mencegah penyebaran HIV, yang dikenal dengan singkatan ABCDE, yaitu:
- A (Abstinence), yaitu Absen melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah
- B (Be Faithful), yaitu Bersikap saling setia ke pasangan masing-masing (tidak berganti-ganti pasangan)
- C (Condom), yaitu Cegah penularan HIV dengan menerapkan hubungan seksual memakai kondom
- D (Drugs), yaitu Dilarang menggunakan narkoba terutama penggunaan melalui jarum suntik.
- E (Education), yaitu Edukasi orang-orang terdekat kita untuk mengetahui lebih jauh terkait infeksi HIV dan penyakit AIDS.
Konseling untuk VCT atau edukasi soal penyakit HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan mengunjungi Rumah Sakit atau Klinik terdekat yang memberikan pelayanan serupa.
Mari kita hentikan stigma terhadap penyakit HIV dengan pengetahuan yang baik.
Salam Jiwa Nirmala!
Hubungi rumah sakit terdekat bila anda memerlukan bantuan medis. Atau silakan hubungi kami bila anda memerlukan bantuan. Anda juga bisa menyesuikan dengan jadwal dokter anda.
RUMAH SAKIT KHUSUS PURI NIRMALA
JL. Jayaningprangan No. 13 Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta
Telp. (0274) 515255
Terus berkarya untuk negeri. Demi kesehatan rakyat. Jangan lupa bahagia