Mari Kita Cerita tentang Vaksin Moderna

Sumber Gambar : nasional.kompas.com

Salam Jiwa Nirmala!

Kasus COVID-19 di Indonesia sendiri masih ada dan masih menyebar di negara kita, bahkan di bulan Juli lalu, kasus positif COVID-19 menunjukkan peningkatan signifikan, ditandai dengan banyaknya pesan tentang permintaan donor plasma konvalesen atau berita duka cita. Kondisi seperti ini seringnya disebabkan oleh munculnya varian delta dari COVID-19 yang memiliki potensi menular lebih cepat dibanding varian sebelumnya.

Kondisi ini juga turut dialami oleh para tenaga kesehatan yang sebelumnya sudah dapat vaksin COVID-19 sebanyak dua dosis. Data dari LaporCovid-19 sendiri menyebutkan bahwa kematian tenaga kesehatan akibat COVID-19 paling banyak terjadi pada bulan Juli 2021 ini, yaitu sebanyak 379 orang, lebih banyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Secara medis, hal ini terjadi karena antibodi yang ada pada vaksin sebelumnya dapat menurun dalam waktu 6 bulan setelah pemberian vaksinasi dosis kedua. Oleh karena itu, untuk menerapkan pencegahan yang lebih baik lagi, diperlukan adanya sebuah dosis booster, atau dosis tambahan. Dosis ini nantinya berfungsi memperkuat pasukan imun di tubuh kita untuk melawan keberadaan COVID-19 yang semakin ganas ini

Hal ini juga yang membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan sebuah Surat Edaran yang meminta untuk pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan dengan catatan sudah dapat dua dosis vaksin. Hal ini juga sudah berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI. Kemenkes pun juga turut menyarankan untuk menjadikan Moderna sebagai alat untuk vaksin COVID-19 dosis ketiga dengan catatan interval pemberian dilakukan setelah 3 bulan dari pemberian vaksin dosis kedua.

Tetapi.. Pasti muncul pertanyaan, apa yang menjadi perbedaan antara vaksin jenis Moderna dan vaksin yang sebelumnya sudah ada? Apakah vaksinnya tergolong ampuh? Bagaimana dengan efek sampingnya?

Izinkan saya perkenalkan sedikit jenis vaksin Moderna ini.

Tentang Vaksin Moderna

Vaksin Moderna ini sejatinya adalah sebuah vaksin mRNA, atau vaksin yang juga turut memiliki materi genetik dari virus tersebut, dalam kaitan ini adalah COVID-19. Beda dengan vaksin Sinovac yang berisi virus COVID-19 yang dilemahkan, vaksin ini bekerja dengan cara mengajari sel di dalam tubuh kita tentang cara membuat protein yang nantinya bisa memicu respon imun yang ada di dalam tubuh kita. Protein yang dimaksud tersebut kerap dikenal juga dengan istilah spike protein.

Spike protein tersebut sendiri adalah protein yang ditemukan dalam permukaan virus penyebab COVID-19 ini. Kemudian, sel tadi akan mengenalkan protein tersebut ke sistem imun, sehingga nantinya sistem kekebalan tubuh kita mulai menyadari bahwa spike protein tersebut tidak seharusnya ada di sana. Nantinya, sistem imun itu akan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi untuk melindungi tubuh kita dari paparan infeksi virus, khususnya virus penyebab COVID-19 ini sendiri.

Selama ini, sebuah studi dari COVE Study Group di  New England Journal of Medicine kepada jenis vaksin Moderna sendiri menemukan bahwa vaksin jenis tersebut cukup ampuh dalam mencegah terjadinya kasus COVID-19, baik itu ringan ataupun berat. Hasilnya ditemukan bahwa:

  • Vaksin Moderna memiliki kemampuan sebesar 94.1% dalam mencegah terjadinya kasus konfirmasi positif COVID-19
  • Vaksin Moderna memiliki kemampuan sebesar 100% dalam mencegah terjadinya kasus COVID-19 dengan tingkat keparahan tinggi.

Efek Samping Vaksin Moderna / KIPI

Namun, tentu saja, yang banyak orang takutkan bukan lah soal keampuhan, melainkan juga soal efek samping yang terjadi. Terutama, setelah mendengar banyak cerita yang berkeliaran di sosial media tentang apa saja yang dikeluhkan soal efek samping tersebut. Ada yang mengeluhkan pegal-pegal di area suntikan, pusing, demam, dan lainnya.

Studi dari COVE Study Group yang dirilis oleh New England Journal of Medicine melaporkan bahwa efek samping yang ada pada vaksin Moderna ini sendiri, mencakup efek samping reaksi lokal dan efek samping sistemik.

Untuk efek samping lokal sendiri, atau tepatnya efek di area suntikan, ditemukan terjadi pada 84.2% penerima vaksin jenis Moderna. Efek samping yang sering terjadi adalah nyeri pada area tempat suntikan. Efek samping ini masih tergolong ringan dan berlangsung sekitar 2-3 hari setelah pemberian vaksin. Selain itu, efek samping lokal yang sering terjadi adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening, kemerahan, dan pembengkakan di tempat suntikan.

Untuk efek samping sistemik sendiri, ditemukan terjadi sering pada dosis kedua dibandingkan dosis pertama. Untuk dosis pertama sendiri, hanya 55% pemberi yang mengeluhkan ada efek samping. Efek samping yang sering dilaporkan adalah gejala kecapekan (fatigue) yang ditemukan pada 69% dari penerima vaksin. Selain itu, ditemukan juga efek samping sebagai berikut:

  • Nyeri kepala, pada 63% penerima vaksin.
  • Nyeri otot, pada 60% penerima vaksin.
  • Nyeri sendi, pada 45% penerima vaksin.

Selain itu, efek samping yang lebih jarang terjadi tapi cukup sering ditemui adalah menggigil ataupun demam.

Sebagian besar penerima vaksin melaporkan bahwa efek samping tersebut terjadi mulai 15 jam setelah vaksinasi, dan seringnya terjadi selama sekitar 2-4 hari.

Namun, hingga saat ini, jarang sekali ditemukan efek samping serius dari vaksin jenis Moderna tersebut. Bahkan, American College of Obstetrician and Gynecologists (ACOG) sendiri juga turut mendukung pelaksanaan vaksin bagi ibu hamil dan menyusui.

Tatalaksana KIPI Vaksin Moderna

Baiklah. Saya anggap rekan-rekan semua sudah siap untuk mendapatkan vaksin jenis Moderna tersebut. Jika masih terlalu berpikir tentang efek samping atau yang disebut juga dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, seperti:

  1. Efek Samping Lokal

Untuk efek samping lokal sendiri, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, seperti

  1. Kompres dingin dengan air dan kain yang bersih pada lokasi yang sakit / lokasi penyuntikan
  2. Gunakan lengan yang disuntik tadi untuk beraktivitas
  1. Efek Samping Sistemik

Untuk efek samping sistemik, seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, atau demam, maka perlu melakukan hal sebagai berikut:

  1. Minum air minimal 2 Liter / hari
  2. Gunakan pakaian yang sejuk
  3. Perbanyak istirahat

Untuk efek samping sistemik lain seperti mual / muntah, disarankan untuk menghindari makanan pedas, asam, kopi, merokok, serta minuman beralkohol

  1. Efek Samping yang Parah

Untuk efek samping yang parah, seperti sulit bernafas, detak jantung cepat, wajah membengkak, hingga nyeri dada, disarankan untuk segera ke IGD untuk mendapatkan penanganan yang cepat.

Sekadar informasi saja, vaksinasi sendiri tidak dapat menyebabkan COVID-19. Jika terinfeksi, maka bisa jadi terpapar COVID-19 setelah vaksinasi atau sedang terinfeksi saat proses vaksinasi, namun tanpa gejala.

Jika menemukan gejala pasca vaksinasi seperti yang disebut di atas, bisa dikonsultasikan juga kepada dokter umum terdekat.

Oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum, Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala

Sumber Berita:

  1. Baden, LR, El Sahly, HM, Essink, B, Kotloff, K, Frey, S, Novak, R, Diemert, D, et al., 2021, ‘Efficacy and safety of the mRNA-1273 SARS-CoV-2 vaccine’, New England Journal of Medicine, vol. 384, dilihat tanggal 20 Agustus 2021
  2. Kementerian Kesehatan 2021, Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19, Sehat Negeriku Kemenkes, dilihat tanggal 20 Agustus 2021
  3. Kompas 2021, Mengenal Vaksin mRNA Covid-19 dan Cara Kerjanya, Kompas Health, dilihat tanggal 20 Agustus 2021
  4. Kompas 2021, Sebanyak 1.636 Tenaga Kesehatan di Indonesia Meninggal akibat COVID-19, Kompas Nasional, dilihat tanggal 20 Agustus 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *