Oleh : dr. Fitria Dewi Lestari
Hari Dokter diperingati di banyak negara untuk memberikan apresiasi kepada dokter dan profesional medis yang berdedikasi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Hari ini biasanya melibatkan kegiatan perayaan, penghargaan, dan kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kontribusi dokter dalam masyarakat.
Sejarah Hari Dokter
Secara global, Hari Dokter dirayakan pada tanggal yang berbeda tergantung pada masing-masing negara. Hari Dokter Internasional, misalnya, diperingati pada 30 Maret di Amerika Serikat untuk menghormati dokter pertama yang memberikan anestesi umum dalam operasi bedah pada tahun 1842. Di India, Hari Dokter diperingati pada tanggal 1 Juli sebagai penghormatan kepada Dr. Bidhan Chandra Roy, seorang dokter dan negarawan terkemuka.
Di Indonesia, Hari Dokter diperingati setiap tanggal 24 Oktober. Tanggal ini bertepatan dengan hari berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1950, organisasi yang menaungi dokter di seluruh Indonesia. Melansir dari situs rri.co.id, peringatan hari dokter tahun ini bertepatan dengan ulang tahun IDI ke-74 dengan mengusung tema:
“Tangan yang menyembuhkan, hati yang peduli”
“Tangan yang menyembuhkan” merujuk pada kemampuan seseorang untuk memberikan perawatan, kenyamanan, dan dukungan, baik secara fisik maupun emosional. Sementara “hati yang peduli” menunjukkan kepedulian yang tulus untuk memberikan kasih dan perhatian kepada orang lain.
Tangan sering kali menjadi simbol dari tindakan nyata, baik melalui sentuhan penyembuhan, pelukan yang menenangkan, atau bantuan praktis kepada mereka yang membutuhkan. Dalam berbagai konteks, mulai dari tenaga medis hingga keluarga atau sahabat, tangan yang menyembuhkan adalah bentuk tindakan kasih yang nyata. Seseorang yang memiliki tangan yang menyembuhkan biasanya memiliki kemampuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman, karena sentuhan memiliki dampak emosional yang mendalam.
Dalam dunia kesehatan, sentuhan dokter atau perawat saat merawat pasien dapat memberikan rasa nyaman, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan proses pemulihan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aljoscha Dreisoerner dan kawan-kawan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sentuhan fisik dapat mengurangi tingkat hormon stres dalam tubuh.
Hati yang peduli adalah sumber dari setiap tindakan kasih dan empati yang tulus. Ketika seseorang memiliki hati yang peduli, mereka tergerak untuk menolong tanpa pamrih, menunjukkan kepedulian yang tidak terbatas pada kata-kata, melainkan juga pada perbuatan. Orang dengan hati yang peduli sering kali bisa merasakan dan mengerti perasaan orang lain, sehingga memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Empati adalah bagian penting dari hati yang peduli. Ketika seseorang mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, mereka akan lebih mudah memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan. Hati yang peduli juga menjadi landasan bagi tindakan-tindakan yang berkesinambungan dalam membantu orang lain, bukan hanya dalam satu momen, tetapi sebagai bagian dari komitmen panjang untuk kebaikan bersama.
Kombinasi antara tangan yang menyembuhkan dan hati yang peduli sangatlah kuat dalam menciptakan perubahan positif. Ketika seseorang tidak hanya memberikan bantuan fisik tetapi juga dengan empati, mereka membantu penyembuhan tidak hanya di tingkat fisik tetapi juga mental. Orang yang menerima bantuan semacam ini merasa didengar, dihargai, dan dicintai, sehingga mempercepat proses pemulihan.
Selamat Hari Dokter Nasional untuk seluruh dokter di Indonesia
Dengan tangan yang menyembuhkan, kita memberikan dukungan nyata kepada orang-orang yang membutuhkan, dan dengan hati yang peduli, kita memperkaya dukungan itu dengan kasih yang tulus. Keduanya adalah fondasi bagi masyarakat yang lebih sehat, harmonis, dan bahagia.
Penulis adalah dokter umum yang berpraktik di RSK Puri Nirmala pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 09.00-16.00.
Jangan lupa periksaan kesehatan mental dan fisikmu ke RSK Puri Nirmala…
Reference:
Aljoscha Dreisoerner, Nina M. Junker, Wolff Schlotz, Julia Heimrich, Svenja Bloemeke, Beate Ditzen, Rolf van Dick,Self-soothing touch and being hugged reduce cortisol responses to stress: A randomized controlled trial on stress, physical touch, and social identity,Comprehensive Psychoneuroendocrinology,Volume 8,2021,100091,ISSN 2666-4976,https://doi.org/10.1016/j.cpnec.2021.100091.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666497621000655)
Peran Dokter di Indonesia di Hari Dokter Nasional 2024, diakses pada: https://www.rri.co.id/kesehatan/1067492/peran-dokter-di-indonesia-di-hari-dokter-nasional-2024
Sabena Jameel, Andrew Peterson and James Arthur. Ethics and the Good Doctor Character in the Professional Domain. September 2021 DOI: 10.4324/9781003137887