Ditulis oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum, Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala.
Salam Jiwa Nirmala!
Sebelum kita mulai sesi artikel ini, Sobat Jiwa Nirmala pernah ga sih merasa tiba-tiba cemas akan hal tertentu. Misalnya, saat kita lagi mau ngasih presentasi, terus langsung cemas, deg-degan takut nantinya salah ngomong. Atau, misalnya, pas lagi mau ketemu gebetan, takutnya tidak sesuai dengan harapan rupanya, atau takut salah tingkah.
Jika pernah, bisa saja itu Sobat sedang mengalami kecemasan.
Tapi, wait.. Jangan salah sangka dulu, kecemasan itu tidak selalu buruk, kok. Atas alasan tertentu, kecemasan itu bisa saja jadi hal yang normal. Kok bisa seperti itu? Mari kita bahas bersama apa itu kecemasan.
Jadi, kecemasan sendiri adalah sebuah gabungan dari gejala psikologis dan gejala fisiologis atas kejadian tertentu. Gejala psikologis yang dimaksud adalah berupa rasa khawatir yang susah dikontrol, rasa waspada yang tinggi, serta rasa gelisah tinggi. Sedangkan, untuk gejala fisiologis sendiri, dalam bentuk aktivitas berlebih pada organ tubuh, misalnya jantung berdebar kencang, atau nafas yang kencang, dan lainnya.
Cemas sendiri adalah sebuah perasaan yang normal, apalagi jika dihadapkan pada sebuah kondisi yang memicu stress, misalnya pindah sekolah, menunggu istri melahirkan, memulai pekerjaan baru, dan lainnya. Cemas itu intinya merupakan sebuah sinyal dari tubuh kita di kala kita menghadapi sebuah ancaman yang sifatnya masih kurang jelas atau samar-samar tadi. Misalnya, cemas akan masa depan seperti apa, atau cemas akan bagaimana hasil ujian tadi, atau apakah saat kita presentasi tadi, akan dianggap jelek oleh pendengar.
Itu kan masih belum jelas, ya. Mungkin saja, masa depan lebih cerah, hasil ujian tadi malah semakin baik, dan juga presentasi tadi berjalan lancar tanpa adanya hambatan apapun. Bahkan, rasa cemas itu jika digunakan secara positif dapat menjadi pendorong bagi kita untuk mempersiapkan segalanya dengan lebih baik. Misalnya, untuk presentasi tadi, jika ada rasa cemas muncul, bisa diakali dengan belajar lebih baik lagi tentang materi presentasi.
Namun, seperti tadi juga, rasa cemas itu jika berlebihan bisa menjadi gangguan. Terutama, jika rasa cemas itu muncul tanpa alasan yang jelas, secara tiba-tiba dan dapat juga menganggu aktivitas kita. Perlu dicurigai juga mungkin gejala tersebut dapat mengarah kepada gangguan kecemasan. Untuk mengetahui hal tersebut, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada psikolog, psikiater ataupun dokter umum yang ada.
Mengenai gangguan kecemasan tersebut, berikut adalah macam-macam dari gangguan kecemasan yang ada.
- Gangguan Kecemasan Umum : merasa cemas atau khawatir secara berlebihan terhadap berbagai hal, mulai dari pekerjaan, kesehatan, hingga hal sederhana, seperti berinteraksi dengan orang lain. Gejala menetap hingga lebih dari 6 bulan.
- Fobia : merasa takut yang berlebihan dan tidak rasional terhadap sebuah benda ataupun kejadian yang tidak menakutkan bagi kebanyakan orang. Contoh : rasa takut akan ketinggian, rasa takut akan kucing, dll.
- Gangguan Kecemasan Sosial : memiliki rasa takut atau cemas yang luar biasa terhadap keadaan di mana interaksi dengan orang lain perlu dilakukan. Seperti, saat sedang berada di keramaian, penderita merasa takut sehingga inginnya menghindar dari situ.
- PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) : rasa takut atau cemas yang dialami setelah merasakan kejadian traumatis atau terlibat dalam situasi yang berbahaya dan mengancam nyawa. Seperti, bencana alam, korban kekerasan, dan lainnya.
- Gangguan Obsesif Kompulsif : kecenderungan untuk merasa cemas akan sesuatu yang dirasa kurang baik dan pas, sehingga melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk meringankan rasa cemas dari pikirannya sendiri. Seperti : mencuci tangan berulang-ulang atau mengecek kursi gembok berulang-ulang.
- Gangguan Panik : Merasa takut atau panik secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Gejala yang dirasakan seperti berdebar-debar, berkeringat dingin, pusing, dan lainnya.
Jika mengalami kecemasan, sejatinya ada beberapa cara yang mudah untuk diterapkan, seperti:
- Menenangkan pikiran dengan meditasi, ibadah, ataupun yoga.
- Mencukupi waktu tidur dan istirahat.
- Berolahraga atau aktivitas fisik secara rutin dan teratur
- Melakukan kegiatan yang disenangi atau mencoba hal yang baru
- Bercerita atau curhat ke orang yang bisa dipercaya, seperti orang tua, pasangan, dan sahabat dekat.
Jika cara tersebut masih belum ampuh melawan rasa cemas yang dialami, bisa lakukan cara lainnya, yaitu dengan berkonsultasi kepada dokter umum, psikolog, atau psikiater terdekat. Hal ini bertujuan juga untuk mengetahui apa penyebab dan jenis kecemasan yang dialami. Dari situ, bisa saja nantinya akan mendapatkan terapi tertentu seperti psikoterapi, konseling, dan juga pemberian obat-obatan tertentu jika dibutuhkan.
Hubungi rumah sakit terdekat bila anda memerlukan bantuan medis. Atau silakan hubungi kami bila anda memerlukan bantuan. Anda juga bisa menyesuikan dengan jadwal dokter anda.
Sangat bermanfaat..