Menggunakan Antibiotik dengan Benar

Oleh : dr. Farhandika Mursyid

cara menggunakan antibiotik dengan benar

Kebanyakan dari kita sering sekali meminta resep obat antibiotik di saat sakit, entah itu ke dokter, perawat, apoteker, atau tenaga kesehatan lainyna. Bujukan terhadap antibiotik di masyarakat ini tak khayal menyerupai tagline iklan sebuah minuman kemasan. “Apapun penyakitnya, minumnya antibiotik”. Padahal, penggunaan antibiotik itu seharusnya dilakukan dengan baik dan benar, karena ada beberapa efek samping yang bisa berakibat kurang baik untuk pengobatan penyakit di masa yang akan datang.

Antibiotik sendiri digunakan jika sudah terbukti ditemukan adanya infeksi bakteri. Namun, tidak semua infeksi bakteri ini harus diobati dengan penggunaan antibiotik. Infeksi bakteri yang tergolong ringan, seperti batuk, pilek ataupun demam, biasanya tidak membutuhkan pengobatan tersebut, hanya infeksi yang berat dan belum dapat disembuhkan dengan terapi simptomatis saja yang dapat diobati dengan antibiotik.

Selain kondisi tersebut, ada beberapa kondisi yang mewajibkan untuk penggunaan antibiotik, seperti berikut ini:

  • Infeksi yang diderita memiliki risiko penularan yang tinggi
  • Terasa menganggu dan membutuhkan waktu lama untuk bisa sembuh dengan sendiri
  • Sebagai bagian dari pencegahan komplikasi yang lebih parah atas sebuah tindakan atau penyakit tertentu.

Meskipun, antibiotik ini memang ditujukan untuk mengatasi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri. Namun, sering sekali ditemukan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Salah satu penyebab terseringnya adalah kesalahan pada indikasi penggunaan, seperti pemberian antibiotik untuk keluhan diare, ataupun infeksi saluran pernafasan, yang belum tentu disebabkan oleh infeksi bakteri. Bisa juga terjadi karena infeksi virus atau infeksi parasit lainnya.

Jika hal itu tidak dicegah dengan baik, maka akan menimbulkan komplikasi tersendiri. Salah satu masalah yang sering ditemui adalah terjadinya resistensi antibiotik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa resistensi terhadap antibiotik sudah menjadi masalah kesehatan secara global, dikarenakan beberapa kondisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri jadi semakin sulit disembuhkan karena munculnya resistensi tersebut, dan berakibat kembali kepada peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang cukup pesat.

Kepada Sahabat Nirmala yang belum tahu, resistensi dalam konteks ini berarti kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik, atau lebih ringannya adalah kemampuan untuk kebal terhadap antibiotik. Biasanya, dalam kondisi bakteri yang tidak resisten, penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan menggunakan antibiotik lini pertama, atau antibiotik yang ringan-ringan dan sering dikenal masyarakat. Namun, jika bakteri ditemukan dalam keadaan resisten, butuh antibiotik jenis lainnya yang pengobatannya tidak seefektif penggunaan antibiotik sebelumnya. Sehingga, waktu penyembuhan akan sangat lama dan membutuhkan biaya yang lebih besar juga.

Untuk menghindari kejadian tersebut, maka Sahabat Nirmala perlu menerapkan penggunaan antibiotik yang baik dan benar. Berikut adalah larangan yang bisa diterapkan untuk menghindari terjadinya resistensi antibiotik.

  1. Jangan beli atau minta antibiotik tanpa resep dokter. Dokter yang tahu sebab penyakit kita dan dokter juga yang bisa mengetahui obat mana yang terbaik dalam proses penyembuhan kita ke depan.
  2. Jangan gunakan antibiotik selain untuk penyakit yang dikarenakan oleh infeksi bakteri. Seperti yang diketahui, infeksi tidak hanya berasal dari bakteri saja, melainkan juga bisa dari virus, ataupun parasit. Antibiotik sendiri tidak berlaku untuk infeksi virus atau parasit, padahal jenis infeksi seperti itu memiliki obatnya masing-masing, dan biasanya diberikan obat untuk mengurangi gejala, seperti obat antimuntah, antidiare, atau obat penurun panas.
  3. Jangan simpan antibiotik di rumah kita selain dalam masa pengobatan. Antibiotik seharusnya dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter. Kejadian resistensi sendiri awalnya datang dari kebiasaan mengonsumsi antibiotik tidak sampai habis sehingga bakteri nantinya itu tidak mati secara keseluruhan, sehingga masih ada sedikit bakteri yang hidup. Ya, sama juga dengan masa lalu dengan mantan. Kikis habis-habis, jangan sampai ada sisa, karena rindu balikan berawal dari sisa-sisa bakteri yang ada.
  4. Jangan berikan antibiotik sisa kepada orang lain. Jika ada kerabat, kenalan, ataupun gebetan yang memiliki gejala yang sama dengan kita, jangan berikan antibiotik sisa tersebut. Karena, meskipun setiap orang memiliki gejala yang sama, namun pengobatan mereka tentu saja berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan, tingkat kepatuhan, dan juga, tingkat efektivitas pengobatan sendiri.
  5. Jangan gunakan antibiotik lama untuk penyakit yang baru ditemukan. Hal ini dikarenakan bahwa setiap penyakit memiliki cara mengobatinya masing-masing, sehingga perlu konsultasi terlebih dahulu kepada dokter terdekat untuk penyakit tersebut.
  6. Jangan ragu untuk bertanya kepada apoteker terkait informasi antibiotik yang diberikan dokter. Seperti mulai dari cara pemakaian, waktu pemakaian, hingga efek samping yang bisa terjadi akibat pemakaian.

Baiklah! Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan, ya!

Karena menjaga kesehatan fisik juga dapat menciptakan kondisi jiwa yang nirmala.

Salam Jiwa Nirmala!

hubungi farmasi terpercaya untuk informasi mengenai cara menggunakan  antibiotik yang benar

Konsultasi terkait pengobatan dapat dilakukan di bagian Farmasi yang ada di Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan World Antimicrobial Awareness Week yang jatuh pada tanggal 18 – 23 November 2020

Hubungi rumah sakit terdekat bila anda memerlukan bantuan medis. Atau silakan hubungi kami bila anda memerlukan bantuan. Anda juga bisa menyesuikan dengan jadwal dokter anda.

RUMAH SAKIT KHUSUS PURI NIRMALA

JL. Jayaningprangan No. 13 Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta

Telp. (0274) 515255

2 thoughts on “Menggunakan Antibiotik dengan Benar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *