Perayaan Hari Nyamuk
Pada tanggal 20 Agustus yang lalu, kita memperingati Hari Nyamuk Sedunia. Alasannya adalah untuk merayakan sebuah momen ketika Sir Ronald Ross pertama kali berhasil mengidentifikasi nyamuk Anopheles seabgai vektor pembawa Malaria pada manusia. Hari Nyamuk Sedunia ini juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit akibat nyamuk. Mengingat nyamuk sendiri yang dapat berkembang biak dengan cepat. Hal ini dibuktikan juga dengan pernyataan dari World Health Organization (WHO) bahwa nyamuk adalah salah satu binatang yang paling mematikan di dunia.
Penyakit yang berasal dari Nyamuk
Seperti yang kita ketahui, nyamuk sendiri sebenarnya berperan sebagai vektor atau pembawa dari sebuah penyakit, yang nantinya akan ditularkan kepada manusia melalui gigitannya. Banyak sekali penyakit yang dapat disebabkan oleh keberadaan nyamuk tersebut, dengan tiga jenis penyakit yang dikenal serius, seperti demam berdarah dengue, malaria, dan juga demam kuning (yellow fever). Tiga jenis penyakit ini pun datang dengan gejalanya sendiri, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kematian.
Seperti contohnya, Demam berdarah dengue (DBD). Penyakit tersebut masih sering sekali terjadi di berbagai belahan dunia dengan angka insidensi yang meningkat di setiap tahunnya. Di dunia saja, sebanyak 390 juta kasus infeksi dengue yang dilaporkan setiap tahunnya, dengan 96 juta kasusnya memiliki gejala yang signifikan, seperti contohnya demam, nyeri di beberapa bagian tubuh, sakit kepala, dan bintik-bintik di tubuh.
Di Indonesia sendiri, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini memiliki insidensi yang tak kalah besarnya, bahkan WHO pun menetapkan Indonesia sebagai negara dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dengan angka kejadian yang meningkat secara signifikan selama dua dekade terakhir ini. Pada bulan Juli 2020, terlapor ada 71.633 kasus DBD di Indonesia.
Lain halnya dengan Malaria, penyakit yang awalnya disebabkan oleh nyamuk jenis Anopheles ini masih menjadi ancaman terhadap status kesehatan masyarakat, khususnya yang hidup di daerah terpencil. Berdasarkan catatan dari malaria.id, saat ini jumlah kasus malaria di tahun 2020 sendiri berada di angka 226.364, dengan beberapa daerah terpencil, khususnya di Indonesia Timur, masih berada pada zona merah, atau zona dengan peredaran yang besar.
Penyakit Malaria ini datang dengan gejala awal seperti suhu badan tinggi (> 38 derajat Celsius), sakit kepala, muntah, nyeri otot, dan diare. Lalu, ada beberapa jenis yang muncul melalui siklus 48 jam yang disertai dengan gejala kedinginan hingga menggigil dan kelelahan yang parah.
Pencegahan Penyakit akibat Nyamuk
Mencegah memang jauh lebih baik dari mengobati. Begitu juga dengan penyakit akibat nyamuk itu sendiri. Ada beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk tersebut, yaitu:
- Hindari risiko digigit nyamuk, dengan cara sebagai berikut:
- Kenakan pakaian yang benar-benar tertutup mulai dari tangan, kaki, kepala, dan leher (celana panjang, baju panjang, penutup kepala)
- Gunakan obat nyamuk bakar dan ramuan anti serangga, seperti serai, minyak neem, atau daun kemangi
- Pasang kawat nyamuk pada jendela dan pintu
- Gunakan kawat nyamuk atau kelambu yang sudah diberi insektisida untuk mencegah gigitan nyamuk ketika Anda atau anak-anak anda tidur. Kelambu sendiri sebenarnya efektif untuk mencegah malaria, namun kurang efektif untuk mencegah DBD.
- Singkirkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk.
- Periksa dan buanglah segala sesuatu yang menciptakan genangan air, seperti ban bekas, pot bunga, tong air, selokan, wadah penyimpanan air yang tidak tertutup, dan semua genangan air yang ada di rumah
- Kelola lahan dengan prinsip mencegah terjadinya genangan air sehingga air dapat mengalir dan meresap ke dalam tanah
- Pastikan supaya daerah aliran air terlindung dan air tetap mengalir
- Kendalikan penyebaran penyakit dengan pengobatan yang efektif
Pastikan supaya orang-orang yang mengalami penyakit akibat nyamuk tersebut untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan efektif. Pengobatan yang saat ini tersedia, meliputi pengobatan simptomatik (sesuai gejala), atau pengobatan emergensi jika ditemukan adanya tanda kekurangan cairan.
Pencegahan ini memang harus diterapkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi jika penanganan tidak cepat dan tepat. Karena, penyakit seperti ini juga dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih parah, hingga kematian. Untuk mengetahui informasi tersebut, Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala memiliki Dokter Umum yang bisa menjelaskan tentang pencegahan dari penyakit akibat nyamuk tersebut.
Silahkan lakukan pendaftaran online kepada Dokter Umum di Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala.
Alamat : Jl. Jayaningprangan No. 13, Gunungketur, Pakualaman.
No. WA : 0815 – 7461 – 7175
Website : www.purinirmala.com
Ditulis oleh : Siska Wulandari, SKM (Kepala Unit Promkes dan K3)
Diedit oleh : dr. Farhandika Mursyid (Dokter Umum)