Tadi pagi, saya habis baca berita di sosial media kalau musisi favorit saya, Daft Punk, baru saja menyatakan bubar setelah 28 tahun berkarya di industri musik mancanegara. Melihat berita itu, saya merasa sedih sekali, mengingat ada beberapa lagu dia yang saya gemari, seperti lagu Get Lucky, Lose Yourself to Dance, hingga One More Time yang selalu mampir ketika berbicara tentang musisi yang terkenal akan helm a la elektro tersebut. Ketika saya membaca komentar netizen akan berita buruk tersebut, banyak sekali orang yang merasakan hal yang sama, sedih, bahkan ada yang mengaku merasa sedih, depresi dan semacamnya.
Padahal, sebenarnya rasa sedih dan depresi bukanlah hal yang sama. Dua kata tersebut memiliki makna yang berbeda, ada sebuah garis cukup tipis yang menjadi pembeda dari sedih dan depresi, baik itu dari gejala hingga apa yang perlu dilakukan terhadap rasa tersebut.
Tentang Rasa Sedih
Rasa sedih sendiri bisa dibilang adalah sebuah respon emosi normal saat menghadapi kejadian seperti kehilangan orang / barang yang berarti, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, masalah rumah tangga, gagal dalam ujian, putus cinta atau kejadian mengecewakan lainnya yang turut membuat stress. Biasanya, rasa sedih ini hanya akan bersifat sementara, dia akan menghilang seiring berjalannya waktu dengan beberapa aktivitas, seperti menangis, curhat atau bicara ke teman dekat.
Meskipun rasa sedih itu memang bisa menghilang seiring waktu, ada sebuah kondisi di mana rasa sedih itu bertahan lama dan bahkan bisa mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh kita, seperti mengganggu pekerjaan atau pendidikan. Hal ini, bisa saja nantinya malah mengarah ke gangguan depresi
Apa Itu Depresi?
Menurut American Psychiatric Association (APA), depresi merupakan sebuah gangguan jiwa yang bersifat umum dan serius, gangguan tersebut dapat mengubah secara negatif bagaimana kita merasakan, berpikir, ataupun berperilaku. Depresi sendiri dapat menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan motivasi dalam melaksanakan kegiatan yang dulunya disenangi. Depresi sendiri dapat menyebabkan penurunan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan baik itu di kantor maupun di rumah.
Depresi sendiri merupakan sebuah gejala yang bersifat medis, hal ini ditandai dengan adanya bukti ilmiah terkait kekurangan zat kimia yang berada di otak, yaitu serotonin yang kurang seimbang. Selain itu, depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pernah mengalami trauma masa lalu, percaya diri yang kurang, riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, riwayat penyalahgunaan zat terlarang (narkoba, alkohol), masalah untuk menyesuaikan diri terhadap penyakit medis, hingga kekurangan sistem dukungan seperti keluarga, teman dekat, atau rekan kerja.
Gejala Depresi
Depresi sendiri dapat muncul dengan beberapa gejala seperti berikut ini:
- Merasa sedih atau memiliki mood depresi
- Kehilangan motivasi untuk melakukan kegiatan favorit
- Perubahan nafsu makan dan berat badan tanpa program diet
- Masalah tidur, seperti kurang tidur atau tidur yang berlebihan
- Kekurangan energi atau sering merasa capek
- Bicara dan bergerak menjadi lebih pelan
- Sering merasa bersalah atau tidak berguna
- Susah dalam berkonsentrasi, berpikir atau mengambil keputusan.
- Berpikiran akan kematian / mengakhiri hidup
Untuk bisa mengkategorikan gejala tersebut sebagai gangguan depresi, gejala itu membutuhkan waktu setidaknya dua minggu untuk bertahan lama. Selain itu, jika sudah ditemukan pikiran akan kematian atau pikiran untuk mengakhiri hidup, tidak perlu membahas soal waktu gejala, itu sudah langsung bisa diarahkan ke gangguan depresi.
Penanganan Rasa Sedih dan Depresi
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, rasa sedih itu akan menghilang seiring waktu dan dapat dihilangkan dengan berbagai cara, seperti:
- Menghibur diri sendiri dengan aktivitas favorit, seperti menonton film, merawat diri ke salon atau spa, atau berjalan-jalan ke alam bebas.
- Rutin berolahraga dan beraktivitas fisik
- Melakukan meditasi atau mandi air hangat sebelum tidur
- Curhat, atau menghabiskan waktu dengan keluarga atau sahabat.
Namun, untuk depresi sendiri, gejala tersebut belum pasti akan lebih baik dengan penerapan aktivitas seperti di atas tadi. Diperlukan juga konsultasi ke tenaga kesehatan professional, bisa itu dokter umum, psikiater, ataupun psikolog. Dari situ, nantinya, akan diberikan beberapa jenis manajemen, baik itu psikoterapi, pemberian obat-obatan, dan konseling. Sangat tidak disarankan bagi teman-teman untuk melakukan diagnosis sendiri dan membeli obat sendiri tanpa konsultasi dengan tenaga kesehatan terkait.
Jika teman-teman ingin mencoba, Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala merupakan Rumah Sakit yang terletak di pusat kota Yogyakarta dan memberikan pelayanan kesehatan khusus di bidang kesehatan jiwa. Bersama psikiater, dokter umum, atau psikolog yang kompeten, kami bersedia membantu teman-teman supaya bisa pulih dari gejala gangguan jiwa apapun, termasuk juga depresi. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan pantau jadwal dokter atau pantau di informasi kontak berikut ini.
Namun, jika teman-teman sendiri atau mungkin, punya kenalan yang memiliki pikiran akan kematian atau mengakhiri hidup, bahkan juga sudah melakukan aktivitas yang mengakhiri hidup, dianjurkan untuk langsung membawa ke Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit terdekat di daerah kalian semua.
Baiklah. Salam Jiwa Nirmala.
Oleh : dr. Farhandika Mursyid
Dokter Umum Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala
Sangat bagus sekali